Trem Listrik di Batavia

Pada 12 Oktober 1893, Menteri Urusan Jajahan Belanda Baron van Dedem mengeluarkan keputusan yang menetapkan tentang rencana induk pengembangan perkeretaapian di Pulau Jawa. Berdasarkan rencana induk itu, pembangunan jalan rel di Pulau Jawa akan terdiri dari dua macam bentuk, yaitu bentuk lintas sepur dan bentuk lintas trem.

Pembuatan jalan trem diatur dalam UU yang dikeluarkan pada tahun itu juga sehingga, seperti pengembangan jalur kereta api, tak hanya pemerintah tetapi juga swasta bisa mengeksploitasi jalur trem. Jaringan kereta api milik pemerintah (SS atau Staatsspoorwegen) di Pulau Jawa dibagi dalam dua wilayah, jalur barat dan timur. Jalur barat membentang dari Bogor-Yogyakarta, sedangkan timur Yogyakarta-Surabaya.

Jalur timur berkembang ke Surabaya-Pasuruan-Malang yang selesai dibangun pada 1879 dan pada 1884 sudah meluas hingga Surakarta. Sementara itu, jalur barat dimulai dari Bogor-Curug pada 1881 dan pada 1884 sudah sampai Cicalengka. Demikian data yang tertulis dalam Sejarah Perkeretaapian Indonesia Jilid 1 yang ditulis Tim Telaga Bakti Nusantara.

Bicara soal jalur trem, perusahaan swasta NV Nederlandsche Indishce Spoorweg Maatschappij (NIS) yang sudah mendapat konsesi pembangunan jalur kereta api pertama dari Samarang-Toentang kemudian memperluas hubungan ke Yogyakarta-Brosot. Setelah itu, dibangun pula jalur trem sepanjang aliran Sungai Serayu oleh Serajoedal Stoomtram Mij (SDS). Jalur Semarang-Cirebon melalui Tegal dipegang oleh Semarang-Cheribon Stoomtram Mij (SCS). Sementara itu, di Solo, Solosche Tramweg Mij (SOTM) mengoperasikan trem kota yang ditarik kuda.

Perkembangan jalur kereta api dan trem itu mengikuti kebutuhan warga di Hindia Belanda. Kereta api digunakan sebagai alat mengangkut barang dan penumpang yang menempuh perjalanan jarak jauh, sedangkan trem rata-rata hanya mengangkut penumpang jarak dekat.

Dalam sebuah penelitian tentang perkembangan kereta api di Batavia, disebutkan bahwa mulai 1 Maret 1888, SS dihapuskan dan digabung dengan Departement van BOW (pekerjaan umum). Pada 1 Juli 1909, Jawatan Kereta Api dan Tram Negara digabungkan dengan Gouvernements Bedrijven atau Departemen Perusahaan Negara.

Sebelum ada Jawatan Kereta Api dan Tram Negara, bahkan sebelum ada jalur kereta api, trem kuda sudah beroperasi untuk transportasi dalam kota di Batavia pada 1869. Trem kuda bertahan hingga 1881 sebelum digantikan trem uap pertama dan pada 1899 digantikan oleh trem listrik.

Dalam Trams en Tramlijnen: de Elekrische Stadstrams Op Java, HJA Duparc menuliskan, sejak 1869, Batavia sudah memiliki moda transportasi berupa trem kuda. Trem ini meluncur dari Amsterdam Gate (Gerbang Amsterdam di Jakarta Utara kini), ke Molenvliet (Jalan Gajah Mada-Hayam Wuruk), dan Harmoni. Trem kuda ini dioperasikan oleh Bataviasche Tramweg Maatschappij (BTM).

Ketika kemudian trem berlokomotif uap menggantikan trem kuda, jalur ini kemudian berkembang ke Tanah Abang, Rijwijk, Kramat, dan Meester Cornelis (Jatinegara). Itu terjadi manakala trem uap dikuasai oleh Nederlandsche Indische Tramweg Maatschappij (NITM) pada 19 September 1881.

Delapan belas tahun kemudian, Batavia Electrische Tram Maatschappij (BETM) mulai mengoperasikan trem berlokomotif listrik. Duparc menuliskan, Jawa lagi-lagi menjadi pelopor perkeretaapian. Jalur kereta api pertama ada di Jawa, kemudian fakta menunjukkan bahwa trem listrik pertama kali beroperasi di Jawa, yaitu di Batavia pada April 1899.

Pengoperasian trem listrik ini bahkan mengalahkan Belanda. Trem berlokomotif listrik baru beroperasi di jalur Haarlem-Zandvoort pada Juli 1899.

http://3.bp.blogspot.com/_k9Xk0WEWy9g/S-sDj5kiKxI/AAAAAAAAARc/mmSHzbjxooE/s1600/Trem+Listrik+di+Batavia1.JPg

http://1.bp.blogspot.com/_k9Xk0WEWy9g/S-sDjlD5WxI/AAAAAAAAARU/txEpdBc-V_8/s1600/Trem+Listrik+di+Batavia.jpg
sumber : kompas.com
Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Trem Listrik di Batavia"

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Copyright © 2015 B-Mus - All Rights Reserved
Template By Kunci Dunia
Back To Top