"Ini adalah beberapa perempuan yang bersedia meminjamkan rahimnya, yang bekerja untuk saya. Mereka wali-wali perempuan rendah hati, sederhana dan baik hati. Mereka sangat loyal, berdedikasi dan sangat agamawi."
Walau terkesan brutal, pesan berbau reklame tadi tak melanggar hukum. Undang-undang mengijinkan pembuahan di luar rahim, memperbolehkan donor sperma dan tak pernah melarang penggunaan tubuh mengandung janin bukan anaknya.
Tetapi seberapa etis industri bayi, nampaknya itu inti diskusi utama film dokumenter Google Baby.
Produk belaka
Zippi Brand Frank menyutradarai Google Baby. Karya debutannya ini mendapat banyak pujian dalam berbagai festival film, termasuk di ajang IDFA, International Documentary Film Festival Amsterdam. Ia menjelaskan inti cerita.
"Orang nggak sadar bahwa bayi menjadi sebuah produk belaka. Anda bisa beli sperma, bisa beli sel telur, dan menyatukan sendiri di tempat lain, kemudian embrionya dikirim, dikembangkan, dan setelah sembilan bulan diambil."
Para ibu rahim pinjaman tinggal dalam satu rumah di India. Mereka menerima bayaran 3500 Euro, atau sekitar 50 juta Rupiah, per bayi. Kalau keguguran, mereka tidak mendapat bayaran sama sekali.
Bisnis bayi turut digeluti Doron Mamet. Lelaki asal Israel ini menggunakan wali rahim Amerika. Tetapi ongkosnya sangat mahal. Ia ingin memanfaatkan fasilitas lebih murah yang ditawarkan India.
"Ide saya menggunakan klinik Amerika untuk donor sperma, sel telur, serta pembuahan dan pengembangan embrio, lalu dikirim ke India, sampai lahir di sana."
Selengkapnya :
http://www.rnw.nl/id/bahasa-indonesia/article/bisnis-bayi-internet
0 Komentar untuk "Jual beli Bayi Lewat Internet"