Kesenian ini menggabungkan kesenian tarian dan drama. Sehingga menghasilkan tontonan menarik yang dapat dinikmati dengan mudah. Ceita yang diangkat dalam pertunjukan kesenian Sendra Tari Ramayana diangkat dari kisah Rama dan Shinta.
Alkisah, negeri Mantili yang dipimpin seorang raja bernama Prabu Janaka (ayah Dewi Shinta) mengadakan sayembara untuk menentukan calon suami bagi Dewi Shinta. Sayembara tersebut dimenangkan oleh putra mahkota kerajaan Ayodya, yang bernama Raden Rama Wijaya. Dan kemudian menikahlah keduanya.
Suatu ketika Rama Wijaya beserta istrinya, dengan disertai Leksmana (adik Rama), mengembara dan berburu di hutan Dandaka. Dalam perjalanan, mereka bertemu dengan Sarpakenaka (adik Rahwana) dan terjadilah pertempuran di antara mereka. Sarpakenaka yang kalah segera melarikan diri dan melaporkan kekalahanya pada kakaknya, yaitu Rahwana. Ia bercerita bahwa dia telah bertemu dengan seorang wanita cantik yang bersama dua ksatria. Prabu Rahwana, yang sedang mengadakan pasewakan Agung bersama Kumbokarno, Indrajid, dan Patih Prahasta, serta rakyat, langsung murka dan memanggil Kalamarica untuk membantunya membunuh kesatria tersebut.
Sesampainya di hutan Dandaka, Prabu Rahwana tertarik dengan kecantikan Shinta, dan menganggap Shinta sebagai titisan Dewi Widyowati. Prabu Rahwana pun menginginkan Shinta untuk dijadikan permaisurinya. Maka dicarilah akal, yaitu dengan merubah Kalamarica menjadi seekor Kijang Kencana, untuk menggoda Shinta dan para ksatria Ayodya.
Rencana Prabu Rahwana berhasil. Setelah Shinta melihat keelokan kijang kencana tersebut, Shinta meminta Rama untuk menagkapnya. Rama pun berusaha menangkap kijang tersebut. Ia mengejarnya dan meninggalkan Shinta bersama Leksmana.
Setelah lama menunggu, Shinta mulai cemas karena Rama tidak juga kunjung kembali. Ia lalu meminta Leksmana untuk pergi mencari Rama. Leksmana pun menuruti permintaan Shinta. Namun sebelum meningalkan Shinta, Leksmana mengelilingi tubuh Shinta dengan lingkaran magis untuk menjaga keselamatan Shinta.
Sepeniggal Leksmana, Rahwana berusaha menculik Shinta. Usahanya gagal karena Shinta dilindungi lingkaran magis yang sangat kuat. Kembali Rahwana mencari akal. Rahwana pun merubah dirinya menjadi Brahmana (petapa) tua. Ia berpura-pura meminta sedekah pada Shinta. Ketika Shinta mengulurkan tanganya untuk memberikan sedekah, lengan Shinta yang keluar dari lingkaran pelindungnya langsung ditarik oleh Rahwana, dan cepat-cepat dibawa menuju Alengka.
Perjalanan Rahwana terhambat oleh seekor burung garuda bernama Jatayu, yang merupakan sahabat Prabu Janaka. Jatayu langsung menyerang Rahwana. Namun dalam pertempuran, Jatayu kalah dan ditinggalkan dalam keadaan sekarat.
Sementara itu, Rama berhasil memanah kijang tersebut, yang langsung berubah kembali menjadi Kalamarica. Pertempuran pun kembali terjadi. Akhirnya Kalamarica terbunuh oleh anak panah Rama. Leksmana yang menyusul Rama segera mengajaknya kembali menemui Shinta. Namun ketika mereka tiba di tempat semula, mereka tidak menemukan Shinta. Keduanya pun segera mencari keberadaan Shinta.
Dalam perjalanan, mereka menemukan Jatayu yang mengalami luka parah. Rama yang mengira Jatayu sebagai penculik Shinta hampir saja memanahnya. Namun dicegah oleh Leksmana. Setelah menceritakan keadaan yang sebenarnya, Jatayu mati di depan Rama dan Leksmana. Dalam keadaan sedih, datang seekor kera putih bernama Hanoman yang diutus oleh pamannya, yaitu Sugriwa, untuk mencari ksatria yang dapat membantunya mengalahkan Subali yan tak lain adalah kakak Sugriwa. Subali telah merebut Dewi Tara kekasihnya. Karena Sugriwa bukanlah tandingan Subali yang lebih sakti, dia tidak dapat melawannya. Setelah diceritakan Hanoman, Rama bersedia membantu Sugriwo untuk mengalahkan Subali.
Terjadilah peperangan antara Subali dan anak buahnya dengan Sugriwa yang dibantu Rama dan Leksmana. Berkat bantuan Rama, Subali dapat dikalahkan, dan Dewi Tara pun kembali kepangkuan Sugriwa.
Untuk membalas budi, Sugriwa mau membantu Rama, lalu mengutus Hanoman untuk menyelidiki kerajaan Alengka untuk menyelidiki keberadaan Shinta. Dan sementara itu, Rama beserta kera-kera berangkat untuk membendung samudra sebagai jalan menuju Alengka.
Di kerajaan Alengka, Rahwana sedang berusaha membujuk Shinta untuk menjadi istrinya, namun selalu ditolak oleh Shinta. Hal ini membuat Rahwana marah, dan ingin membunuh Shinta. Namun dapat dicegah oleh Trijata, kemenakan Rahwana. Trijata berjanji untuk menjaga Shinta dan akan membujuknya.
Dalam kesedihannya, Shinta dikagetkan dengan tembang yang dinyanyikan oleh Hanoman. Setelah kehadirannya diketahui Shinta, Hanoman segera menghadap dan menyampaikan maksudnya sebagai utusan Rama. Setelah menghadap Shinta, Hanoman ingin mengetahui kekuatan kerajaan Alengka, maka dirusaknya taman kerajaan.
Namun, Hanoman dapat tertangkap oleh Indrajid, putra Rahwana. Hanoman pun dibawa menghadap Rahwana. Karena marah, Rahwana berniat membunuh Hanoman, namun dicegah oleh Kumbakarno, adik Rahwana. Karena dianggap menentang, Kumbokarno justru diusir dari kerajaan. Dan Hanoman dijatuhi hukuman yaitu dibakar hidup-hidup. Namun, bukannya mati terbakar, Hanoman menggunakan api yang untuk membakar dirinya tersebut untuk membakar kerajaan Alengka, dan meloloskan diri unuk menemui Rama.
Setelah Rama selesai membendung samudra, Hanoman datang untuk memberitahukan keadaan kerajaan Alengka dan kekuatan bala tentara Prabu Rahwana. Mendapat laporan tersebut, Rama Wijaya merasa gembira, dan segera mengutus Hanoman, Anggodo, Anila, dan Jembawana untuk memimpin prajurit menyerang kerajaan Alengka. Bala tentara yang sedang berjaga di tepi batas kerajaan, tiba-tiba diserang oleh prajurit kera, sehingga terjadilah perang campuh yang sangat dahsyat.
Dalam peperangan tersebut, Indrajid dan Kumbakarna sebagai senopati kerajaan Alengka, gugur terkena panah pusaka Rama, dan dihimpit oleh gunung Sumawang yang dibawa oleh Hanoman. Rahwana pun mengamuk akibat kematian saudara-saudaranya. Rahwana pun menantang untuk bertempur Rama. Namun akhirnya, Rahwana pun dapat dikalahkan oleh Rama, dan gugur di medan tempur.
Setelah usai pertempuran tersebut, Shinta diantarkan Hanoman menemui Rama. Namun, ternyata Rama menolak, karena meragukan kesucian Shinta selama di Alengka. Maka Rama meminta Shinta membuktikan kesuciannya. Dan untuk pembuktian, Shinta dengan sukarela membakar diri. Dan karena kejuuran dan ketulusannya, serta atas bantuan Dewa Api, Shinta selamat dari kobaran api tersebut. Setelah Rama yakin akan kesucian Shinta, Rama membawa shinta kembali ke kerajaan Ayodya.
sumber : trulyjogja.com
0 Komentar untuk "Tari Ramayana"