Ada selangit harapan yang membuncah
meluap-luap hampir-hampir memecah pertahanan
Untungnya ada dinding tebal yang meredam
Memeluk meredam geloranya
Namun tetaplah asa itu bertahta
Walau hanya di kedalaman diri
Sekali-kali mencari yang tak pasti
Menghiba celah-celah kemungkinan
Si cantik itu bagai merpati jinak
Hanya mengoles bibir dengan senyuman
Menatap cermin menyesali keadilan zaman
Mengapa terlepas harapan dari genggaman
Tak menduga kembali dipertemukan
Namun tetap terhijab dari jangkauan
Membuat gemuruh kembali berderu
Menyiksa menganiaya kalbu
Hanya pena bulu angsa menjadi teman
Menukar masa dengan segala kesunyian
Si cantik menatap cucuran jam pasir
Nampak awal bahagianya di debu terakhir
sumber :http://senyumwindya.blogspot.com/2010/05/jam-pasir.html
meluap-luap hampir-hampir memecah pertahanan
Untungnya ada dinding tebal yang meredam
Memeluk meredam geloranya
Namun tetaplah asa itu bertahta
Walau hanya di kedalaman diri
Sekali-kali mencari yang tak pasti
Menghiba celah-celah kemungkinan
Si cantik itu bagai merpati jinak
Hanya mengoles bibir dengan senyuman
Menatap cermin menyesali keadilan zaman
Mengapa terlepas harapan dari genggaman
Tak menduga kembali dipertemukan
Namun tetap terhijab dari jangkauan
Membuat gemuruh kembali berderu
Menyiksa menganiaya kalbu
Hanya pena bulu angsa menjadi teman
Menukar masa dengan segala kesunyian
Si cantik menatap cucuran jam pasir
Nampak awal bahagianya di debu terakhir
sumber :http://senyumwindya.blogspot.com/2010/05/jam-pasir.html
0 Komentar untuk "Jam Pasir"