Suka Pradita, Siswa SMAN 2 Ngawi, 11 Bulan Belajar di Amerika Serikat
Pelajar Ngawi mulai go international. Suka Pradita, siswa SMAN 2, baru saja kembali dari Amerika Serikat mengikuti program pertukaran pelajar. Apa saja pengalamannya selama di Negeri Paman Sam?
SENYUM mengembang tampak menghiasi wajah Suka Pradita. Dengan logat sedikit kebarat-baratan, siswa SMAN 2 Ngawi ini asyik ngobrol dengan para guru dan temannya. Cara bicara yang berbeda itu membuatnya kadang menjadi objek tertawaan.
Bisa dimaklumi jika gaya bicara Suka Pradita agak kebarat-baratan. Pasalnya, dia baru saja kembali dari Amerika Serikat (AS), mengikuti pertukaran pelajar. Remaja yang belum genap 17 tahun itu berada di Negeri Paman Sam selama 11 bulan. ”Wah, banyak banget pengalaman yang saya dapatkan,” terang Suka.
Keberangkatan Suka ke AS difasilitasi AFS, lembaga yang bergerak di bidang budaya dan pariwisata.Sulung pasangan Sumbogo dan Yunani itu mengikuti seleksi di Malang. Tak disangka, dia lolos.
Suka sempat tak percaya saat pertama menginjakkan kaki di AS. Puluhan pelajar dari berbagai belahan dunia berbaur. Tak ada perbedaan suku, budaya, ras, dan agama. Semua menjunjung prinsip kebersamaan dan saling menghargai siswa yanglain. ”Tak ada yang sombong, semua saling menghargai. Entah itu kulit putih maupun kulit hitam,” ungkapnya.
Selama berada di AS, Suka tinggal di New York. Di sana ia menempuh pendidikan di Eden High School (setingkat SMA). Rekan sekelasnya tak hanya dari Indonesia atau siswa Amerika, tapi ada juga yang berasal dari beberapa negara Eropa dan Timur Tengah.
Kendati demikian, proses belajar mengajar sangat kondusif. Tenaga pendidik tak kesulitan menyampaikan materi. Seluruh siswa aktif dalam setiap pelajaran yang diikuti. ”Tak ada yang berani nyontek. Sebab bila ketahuan rekan sekelas akan dicap merah dan dijauhi dari pergaulan,” papar siswa murah senyum itu.
Setiap libur akhir pekan, siswa diwajibkan menjadi sukarelawan. Mereka diajak ke lokasi-lokasi yang membutuhkan uluran tangan. Seperti panti jompo, yatim piatu dan rumah sakit. ”Malah yang diutamakan itu yang bersifat kegiatan sukarela.Meskipun individualis, rasa kemanusiannya sangat tinggi,” tutur Suka, soal karakter pelajar AS.
Yang menarik, dari kegiatan kemanusiaan itu kadang bisa mengantongi uang puluhan US dolar per hari. Bila di-kurs-kan dengan rupiah, mencapai ratusan ribu. Di kalangan pelajar asal Indonesia, uang itu biasanya digunakan membeli nasi pecel. ”Sepincuk saja harganya Rp 150 ribu. Paling seminggu sekali belinya.
sumber:http://kotangawi.com/suka-pradita-siswa-sman-2-ngawi-11-bulan-belajar-di-amerika-serikat/
0 Komentar untuk "Suka Pradita, Siswa SMAN 2 Ngawi, 11 Bulan Belajar di Amerika Serikat"