Setiap orang menginginkan kehidupan yang penuh kepuasan dan harga diri. Namun kehidupan sendiri telah menorehkan luka trauma yang menjauhkan orang dari cita-citanya. Banyak yang menganggap dirinya rendah dan bertingkah laku rendah diri. Akibatnya, ia lebih banyak mengikuti keinginan orang lain ketimbang keinginannya sendiri. Sikap ini disebut dengan istilah Kepribadian Terkekang. Meski tampak sadar diri tetapi mereka kehilangan penguasaan diri. Ia selalu berusaha untuk disukai orang, tujuannya agar dirinya dihormati. Ia begitu terbelenggu oleh keinginan untuk disukai orang sampai ia mengorbankan harga dirinya sendiri.
Dengan kebiasaan itu, maka ia menerima konsekuensi yang sangat merugikan dirinya. ia tidak memiliki kendali atas hidupnya sendiri. Ia menjalani hidup di bawah kehendak orang lain. Tidak mengenal diri sendiri, apa yang dirasakan dan apa yang diinginkannya dalam hidup ini. Ia merupakan korban 'ketidaktegasan' dalam bersikap. Tidak memahami bahwa hal itu merupakan suatu problem emosional, semacam gangguan syaraf (neurotis).
Pola hidup neurotis itu dapat disembuhkan dengan metode Terapi Tingkah Laku (TT). Sama halnya, mereka telah membiasakan diri - atau dibiasakan oleh orang lain - menjadi orang neurotis, maka mereka juga dapat membiasakan diri untuk menjadi normal. Dengan mengubah tingkah laku neurotis, maka ia dapat mengubah diri.
Jika para ahli terapi psikoanalitis berpandangan bahwa 'tingkah laku anda adalah cerminan apa yang berada di dalam bawah sadar anda', maka para ahli TT menyatakan bahwa 'apa yang anda lakukan akan mempengaruhi pribadi dan perasaan anda tentang diri anda sendiri'. Terapi tingkah laku membalikkan pandangan tradisional itu. Jika psikoanalitis bertanya, "Mengapa anda begini?" maka Terapi Tingkah Laku menanyakan, "Apa yang dapat dilakukan untuk merubah diri anda sekarang?"
Dengan terapi tingkah laku, anda akan berubah kembali menjadi normal. "Jangan bilang YA jika Anda ingin mengatakan TIDAK
sumber : shvoong
Next
« Prev Post
« Prev Post
Previous
Next Post »
Next Post »
0 Komentar untuk "Jangan Bilang YA Bila Anda Akan Mengatakan TIDAK"