Mengapa beberapa hewan sangat pintar? Scientific American, April, 2006. Penulis: Carel Van Schaik. Abstrak: Bayoumi Andil. Menurut penjelasan, dalam proses evolusi, kecerdasan manusia berada dalam urutan teratas, yang dengan kata lain, manusia adalah makhluk tercerdas di Bumi ini. Carel Van Shaik meneliti evolusi kecerdasaan pada hewan yang tingkat kecerdasaannya dapat dikatakan cukup tinggi, yaitu Orangutan; sejenis kera yang ada di Asia, yang berasal dari rawa Suaq, pantai barat Sumatra, Indonesia. Schaik dan timnya menemukan hal yang tidak disangka: kera Suaq tersebut menciptakan dan menggunakan berbagai alat, diantaranya adalah ‘tongkat kayu’ yang mereka gunakan untuk memisahkan biji dari dalam buah lokal “Neesia”. Bijinya yang ukurannya sama dengan kacang lima, sangat bernutrisi karena mengandung hampir 50% lemak. Dengan sendirinya, kita, manusia memiliki hubungan dekat dengan Orangutan karena berasal dari orde yang sama: Primata. Dengan demikian, setelah meneliti faktor yang dapat membentuk kecerdasan pada mereka, kita pun dapat melihat secercah cahaya yang dapat meningkatkan kecerdasan kita. Ada hal pada mereka yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan kecerdasaan. Untuk kemungkinan terakhir tersebut, Schaik memulai penjelasannya. Apakah pengaruh makanan yang merupakan penyebabnya? Menurut para peneliti kami, kemungkinan tersebut menarik untuk dijelaskan, namun tidak ada penjelasan mengapa beberapa populasi Orangutan di luar Suaq tidak memakan makanan yang sama. Tidak ada pula penjelasan berkenaan dengan beberapa populasi yang memakan biji yang sama, tetapi tidak menggunakan alat untuk mengekstraknya. Padahal, tanpa menggunakan alat tersebut hasil ekstraknya jauh lebih sedikit daripada yang menggunakan alat. Atau apakah hanya kebutuhan? Tetapi, makanan manis dan berlemak yang mana alat tersebut dapat menjangkaunya, merupakan makanan daftar teratas bagi orangutan manapun, tidak hanya bagi orangutan di Suaq. Dengan demikian, alasan ‘kebutuhan’ tidak memiliki alasan yang kuat. Selanjutnya, antropologi biologi terkemuka kami mengajukan pertanyaan yang juga dapat meningkatkan antusias, yaitu mengenai kemungkinan faktor genetik sebagai penjelasan. Namun, ia langsung menampik kemungkinan tersebut karena kebanyakan golongan orangutan, tidak hanya Suaq tersebut, dapat belajar untuk menggunakan alat. Sebagai kesimpulan, Schaik memiliki hipotesis yaitu: kecerdasan orangutan adalah karena kultur. Mengingat bahwa, menurut ahli primata, kultur adalah kemampuan untuk belajar—melalui pengamatan—dan keahlian adalah suatu hal yang ditemukan. Sehingga dengan kata lain, pengetahuan sosial lah yang berada dibalik kemampuan para Suaq menggunakan alat, yang bahkan tidak bisa dilakukan oleh sepupu mereka, orangutan yang berada di daerah Sungai Alas. Lebih lanjut, Schaik melanjutkan penelitian untuk membuktikan hipotesisnya. Ia memimpin timnya, selama lebih dari 20,000 jam, untuk mengamati bayi orangutan di berbagai tempat. Temuannya, hanya para Suaq lah yang menghabiskan waktu untuk memperhatikan induknya mencari makanan. Penulis, yang bekerja sebagai direktur di Institut dan Musium Antropologi Universitas Zurick, Switzerland, menyatakan bahwa sebagian besar pencapaian secara tidak langsung menghasilkan penemuan, seperti halnya peralatan yang digunakan yang hanya ditemukan di Suaq. Penelitian lebih lanjut memerlukan lebih banyak waktu, individu yang cakap, pengamatan pada setiap siklus. Implikasi mengejutkan terhadap kebutuhan ini adalah, bayi-bayi tersebut mempelajari keahlian itu melalui pengamatan dari induknya. Namun jika induk mereka tidak terlalu ahli, mereka dapat mengamati model lain disekitar mereka. Selama ada orangutan lain yang ahli disekitar mereka, mereka dapat mempelajari teknik-teknik tersebut. Kesimpulannya, penulis menyatakan, walaupun orangutan liar memiliki banyak kebiasaan buruk, ia memiliki kemampuan mengamati yang kemudian dipraktekan dalam keahlian, seperti halnya manusia. Dengan kata lain, ia menambahkan “Dapat dipastikan, budaya menciptakan pemikiran baru”.
sumber : shvoong
Next
« Prev Post
« Prev Post
Previous
Next Post »
Next Post »
0 Komentar untuk "Mengapa Orangutan Pintar?"