Sebagai pendeta perempuan mereka harus mengurus hal-hal keagamaan dan berkomunikasi dengan para Dewa.
Apa yang dilakukan oleh perempuankuno ketika para lelaki terkenal mereka sibuk mengatur pondasi demokrasi dan politik moderen di Eropa, saat ini dipertunjukkan di pameran bertajuk "Memuja Perempuan: Ritual dan Kenyataan pada Athena Klasik" di galeri Pusat Kebudayaan Onassis, New York.
Patung terbuat dari marmer berbahan terakota, batu nisan ukir dan aksesoris kehidupan sehari-hari dan di dalam keterangan yang mengiringi jambangan ukiran halus.
Peran perempuan
Tangan penuntun semenjak lahir hingga meninggal, perempuanmemainkan kunci peranan penting di dalam kehidupan keluarga dan agama. Ada pembagian yang jelas di antara bidang politik pria dan kehidupan rohani menjadi kewajiban para perempuanYunani kuno, dan kedua bagian bekerja bersama-sama secara harmonis untuk saling melengkapi satu sama lain.
Para perempuanseringkali dihormati atas jasa-jasa mereka seperti diperlihatkan pada kebanyakan batu nisan yang ditemukan dalam penggalian.
Yang paling menyolok adalah fakta bahwa pada penggalian Athena, batu-batu nisan untuk perempuan jumlahnya melebihi para pria. Orang Yunani dulu biasa meletakkannya ketika mereka menginginkan agar dikenang secara khusus ketika telah tiada - dan tidak semata-mata bagi orang kebanyakan. Dengan cara ini, mereka menghormati perempuan terutama para istri dan ibu. Dan di sini kewajiban kaum perempuanuntuk berduka cita atas keluarganya yang meninggal dan mengunjungi makam secara teratur.
Berlawanan dengan kepercayaan pada umumnya, para pendeta perempuan biasanya menikah dan memiliki keluarga. Mereka adalah yang berwenang di kehidupan sosial. Kunci kuil besar adalah lambang mereka yang paling populer, menunjukkan bahwa mereka adalah penjaga kediaman para Dewa agar tetap aman.
Salah satu benda yang mengundang rasa keingintahuan ini dan peralatan besar yang mencengangkan dapat dilihat di pameran. Begitu pula dengan drum, yang diperlukan pada saat upacara dan festival, bisa jadiobyek yang dimiliki pendeta perempuan .
Hiasan utama pameran adalah sebuah patung marmer Dewi Artemis, pelindung dari kelahiran bayi. Dia menerima izin dari ayahnya - Zeus untuk tetap menjadi seorang perawan dan tidak menikah, dengan demikian menjadi terhormat sebagai pelindung para gadis yang tidak menikah dan kaum muda yang masih suci tidak berdosa, yang mempersembahkan sehelai rambut keriting mereka untuknya sebelum menikah.
Terdapat surat keterangan sastra dari perempuan yang menjalani persalinan dengan penuh rasa sakit atau risiko dimana menawarkan pakaian mereka kepada Dewi Artemis. Serta, pakaian perempuan yang telah meninggal selama pelepasan menuju tempat kudus yang telah didedikasikan untuknya.
Angka kematian ibu dan anak sangat tinggi di masa lampau, hadiah yang memenuhi nazar bagi dewi untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepada Dewi Artemis atas keselamatan dan kemudahan selama proses kelahiran adalah penggunaan yang umum. Patung marmer seukuranseorang gadis kecil, dipajang di galeri, merupakan salah satu contoh hadiah.
Hadiah lain yang umum ialah sebuah krateriskos, piala kecil bercat yang dipakai pada saat upacara suci, dimana diisi dengan persembahan berbentuk cair ataupun padat. Yang ini dicat dengan motif seperti pohon-pohon palem, altar, rusa, dan gadis kecil yang sedang berlari atau menari.
Berada di atas kedua ujung salib besar dari kehidupan perempuan, perkawinan dan menjadi seorang ibu, Artemis merupakan pusat dari banyak pemujaan. Sebuahjambangan lekythos putih agung menunjukan gambaran kelembutan dari Dewi Artemis dengan seekor angsa, digambarkan dengan dinamis dan anggun.
sumber : shvoong
Next
« Prev Post
« Prev Post
Previous
Next Post »
Next Post »
0 Komentar untuk "Ritual Pemuja Perempuan di Athena"