Verbal Abuse pada Anak
Banyak orangtua menganggap kekerasan (abuse) pada anak adalah hal yang wajar. Mereka beranggapan bahwa kekerasan adalah bagian dari mendisiplinkan anak. Bagi orangtua, tindakan anak yang melanggar perlu dikontrol dan dihukum. Dan dari hukuman tersebut, banyak tindakan-tindakan orangtua yang bisa dimasukkan dalam kategori kekerasan.



Verbal abuse adalah tindakan secara lisan yang membawa efek kekerasan, baik dengan kata-kata yang tersurat (surface structure) ataupun kata-kata yang tersirat (deep structure), dan bisa berakibat sangat merugikan korban, baik fisik maupun mental.



Sebuah survey yang dilakukan oleh Department of Statistics dan UNICEF di lima provinsi pada tahun 2004 menunjukkan bahwa 30 persen ibu-ibu berteriak atau membentak anaknya, sedangkan 45 persen sisanya lebih suka menampar agar anaknya menuruti keinginannya. Sebuah studi dengan tema yang sama juga mengatakan bahwa lebih dari setengah anak-anak Jordania telah mengalami kekerasan secara fisik, verbal, dan memperoleh perilaku agresif sebagai bentuk kedisiplinan.


Sejumlah penelitian mengatakan bahwa kekerasan verbal tersebut akan berdampak negatif, khususnya pada mental sang anak. Salah satu ciri khusus pada anak yang menjadi korban verbal abuse, adalah mereka mempunyai tingkat self-confidence yang relatif rendah.

Hal itu disebabkan karena para pelaku verbal abuse secara terus menerus menghina, mengancam, dan berkata tidak pantas pada korban, atau para pelaku tidak pernah dan tidak mau mengakui kelebihan (baik fisik maupun non-fisik) yang dimiliki oleh sang korban, sehingga mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, dan hilangnya kemampuan untuk bertindak.



Menurut Koentjaraningrat, salah satu kelemahan generasi muda Indonesia adalah kurangnya rasa percaya diri. Pernyataan ini didukung oleh penelitian Afiatin dkk, terhadap siswa SMTA di Kodia Yogyakarta menunjukkan bahwa permasalahan yang banyak dirasakan dan dialami oleh remaja pada dasarnya disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri (Martaniah, 1998: 66).

Penelitian yang dilakukan oleh Gandamana (2000: 50) tentang hubungan rasa percaya diri dengan penyesuaian sosial pada remaja di panti asuhan menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara rasa percaya diri dengan penyesuaian sosial pada remaja. Penelitian terhadap remaja di panti asuhan anak yatim Mabarrot Sunan Giri Malang ini menunjukkan bahwa semakin positif atau tinggi rasa percaya diri akan diikuti semakin positif atau tinggi penyesuaian sosial yang dialami individu.



Rasa percaya diri (self-confidence) adalah satu diantara aspek-aspek kepribadian yang penting dalam kehidupan manusia. Alfred Adler mencurahkan dirinya pada penyelidikan rasa rendah diri. Ia mengatakan bahwa kebutuhan yang paling penting adalah kebutuhan akan rasa percaya diri dan rasa superioritas (Lauster, 1999: 10).

Bandura membatasi self confidence sebagai suatu keyakinan seseorang dengan sukses mampu berperilaku seperti yang dibutuhkan untuk mengakibatkan hasil yang diharapkan dalam situasi-situasi khusus.

Kumara dan Lauster mengatakan bahwa kepercayaan diri merupakan arti keyakinan dan kemampuannya, sehingga tidak terpengaruh oleh orang lain (Ambardini, 1997:7).


Verbal abuse, terjadi ketika orangtua, pengasuh atau lingkungan disekitarnya sering melontarkan kata-kata yang merendahkan, memojokkan, meremehkan, atau mencap anak dengan label negatif, yang membuat semua hinaan tersebut mengkristal dalam diri anak. Setelah dampak tersebut mengkristal dalam diri sang anak, maka rasa percaya diri yang dimiliki sang anak akan relatif rendah dan juga akan mempengaruhi aspek-aspek kehidupannya baik kehidupan pribadi ataupun kehidupan sosialnya kelak.

Pada akhirnya, dengan self-confidence yang relatif rendah, para korban akan merasa bahwa hidupnya sia-sia, tidak mempunyai makna hidup, dan cenderung menarik diri dari kehidupan sosial. Sehingga, hubungan sosial yang dimiliki oleh korban akan terganggu. Jika hal ini terus berlanjut, maka dikhawatirkan, korban akan mengaplikasikan perilaku verbal abuse tersebut kepada orang lain dan generasi keturunannya.

kaskus.us
Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk " "

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Copyright © 2015 B-Mus - All Rights Reserved
Template By Kunci Dunia
Back To Top