Kampanye Hidup Bersih Berbasis Sekolah
Meningkatkan derajat kesehatan tidak harus selalu dengan program muluk. Hal-hal sederhana seperti membiasakan diri mencuci tangan dengan sabun dan menyikat gigi dua kali sehari, lewat pendidikan di sekolah, jika konsisten dikerjakan dampaknya sangat nyata untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat.
Hal tersebut dibuktikan Yayasan Unilever Indonesia (YUI) yang melaksanakan kampanye Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada anak sekolah di beberapa kota di Indonesia sejak tahun 2005. Anak-anak merupakan elemen masyarakat paling energik, antusias, dan terbuka pada ide-ide baru.
Karena itu, anak-anak bisa menjadi target untuk menanamkan kebiasaan hidup bersih. Jika sejak kecil ditanamkan perilaku hidup sehat, anak akan merasa tidak nyaman jika tidak melakukannya.
Mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir merupakan salah satu butir dari perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang dicanangkan pemerintah melalui Kementerian Kesehatan. Upaya yang mudah dan murah ini akan menghindarkan manusia dari kolera, tifus, hingga flu burung.
Penelitian global menunjukkan, cuci tangan pakai sabun dapat menurunkan angka kejadian diare hingga 47 persen. Ini penting karena setiap tahun masih ada kejadian luar biasa diare atau muntaber yang menelan korban jiwa. Unicef melaporkan, setiap detik satu anak meninggal karena diare.
Survei Health Service Program (2006) menunjukkan, sabun telah ada di hampir setiap rumah tangga Indonesia. Namun, baru 3 persen yang menggunakan sabun untuk mencuci tangan.
Dari semua responden, hanya 12 persen yang mencuci tangan setelah buang air besar, 9 persen setelah membersihkan kotoran bayi, 14 persen sebelum makan, 7 persen sebelum memberi makan bayi, dan 6 persen sebelum memasak.
Upaya untuk mengampanyekan pentingnya cuci tangan dengan sabun terus digalakkan. Pada 15 Oktober 2009, lebih dari 70 negara mengadakan peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia. Peringatan ini berawal dari seruan yang disampaikan PBB untuk meningkatkan praktik higienitas dan sanitas kepada semua penduduk di seantero dunia.
Lintas komunitas
Bekerja sama dengan LSM lokal yang memiliki misi sama dan dukungan pemerintah daerah, hingga kini YUI telah mengedukasi gerakan cuci tangan pakai sabun di ribuan sekolah dasar di sejumlah provinsi.
Setelah Jawa Barat, Jawa Timur, dan DI Yogyakarta, baru-baru ini YUI menyelenggarakan Gebyar Cuci Tangan Bersama Ibu Gubernur Provinsi Sumatera Utara dan 1.000 anak di Kecamatan Medan Belawan. Dalam kegiatan tersebut siswa-siswi sekolah dasar mengikuti peragaan dan praktik cara mencuci tangan pakai sabun di bawah air mengalir serta cara menggosok gigi yang benar.
Kebiasaan menyikat gigi dua kali sehari, pagi sesudah sarapan dan malam sebelum tidur, juga penting mengingat sakit gigi, terutama karena karies atau gigi berlubang, menjadi alasan utama bagi siswa tingkat sekolah dasar untuk absen dari kegiatan belajar-mengajar.
Menurut dr Leo Indarwahono, SpKJ, Public Health and Educational Executive YUI, selain di tataran sekolah, kegiatan edukasi kesehatan masyarakat juga akan diperluas di lingkungan keluarga dan umum. "Tujuan kami adalah memberdayakan keluarga dan lingkungan agar tetap bersih dan sehat," katanya di Medan, awal Juni 2010.
Indikator keberhasilan program ini, ungkapnya, adalah terjadinya perubahan perilaku pada masyarakat hingga 15 persen menuju PHBS dan tidak terjadi kejadian luar biasa di daerah tersebut.
"Yang terakhir adalah berperan dalam memenuhi target Millennium Development Goals (MDGs), yaitu mengurangi tingkat kematian anak-anak di bawah usia lima tahun pada tahun 2015 hingga sekitar 70 persen," urainya.
Di Yogyakarta, kampanye PHBS yang telah berjalan selama lima tahun telah diperluas hingga ke tatanan fasilitas umum berupa program pasar sehat. "Di Yogyakarta, kami bermitra dengan dinas kesehatan yang sangat mendukung program kami," kata Sari Ranti Tobing, asisten program Integrated Health Promotion Program Unilever.
Melalui program pasar sehat, sejumlah perwakilan pedagang di Pasar Piyungan mendapat pelatihan mengenai PHBS, keamanan pangan, bahaya merokok, sanitasi, dan pengelolaan sampah. Para pedagang yang sudah di-training itu diharapkan bisa menularkan ilmunya kepada pedagang lain yang berjumlah 700 orang.
Sementara itu, di Jawa Barat saat ini PHBS sudah bergerak menuju desa sehat, yakni wilayah desa yang sudah mempraktikkan PHBS dan gaya hidup hijau dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu indikatornya adalah menyangkut perawatan kesehatan ibu hamil dan anak balita, angka bebas jentik, serta kebiasaan sehat lainnya.
Sejalan
Apa yang dikerjakan YUI ternyata sejalan dengan kerangka kerja yang diluncurkan Kementerian Kesehatan lewat program PHBS. Selain itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Unicef, dan Bank Dunia juga aktif memelopori pencanangan gerakan cuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir.
Dalam siaran pers puncak acara Hari Cuci Tangan Sedunia 2009 di Indonesia, Siti Fadilah Supari, menteri kesehatan pada saat itu, mengatakan bahwa membiasakan diri untuk mencuci tangan memakai sabun berarti mengajarkan anak-anak dan seluruh keluarga hidup sehat sejak dini. Pola hidup bersih dan sehat akan tertanam kuat dalam diri pribadi anak-anak dan anggota keluarga lainnya.
Mengingat kegiatan ini merupakan upaya pemberdayaan masyarakat untuk hidup sehat, sudah sepatutnya mendapat perhatian dan dukungan. Karena itu, diharapkan partisipasi aktif masyarakat untuk menerapkan langkah kecil mempraktikkan PHBS agar anak Indonesia dapat hidup lebih sehat.
kompas.com
0 Komentar untuk "Kampanye Hidup Bersih Berbasis Sekolah"