Ode to Egypt: Open Air Museum Cairo

Kota-kota dan tempat menarik yang menjadi tempat tujuan wisata utama di Mesir antara lain adalah Cairo, Alexandria, Luxor dan Aswan. Sebagai ibukota Mesir, Cairo yang dalam bahasa arab adalah Al Qahirah berarti kejayaan atau kemenangan, merupakan kota dengan penduduk yang padat dan kota terbesar di benua Afrika.

Kesan pertama saya tentang Cairo adalah ketidakteraturan, lingkungan yang tidak bersih, lalu lintas yang macet dan udara panas menyengat. Sebelum berangkat ke Mesir, seorang teman baik yang pernah tinggal lama di Mesir mengatakan bahwa di Cairo itu, lampu lalu lintas tidak berfungsi seperti seharusnya. Bukan karena lampunya mati, tetapi lampu lalu lintasnya adalah seorang polisi yang berdiri tepat di dekat lampu merah sebenarnya. Polisi itu lah yang mengatur mobil jalan atau berhenti walau disebelahnya ada lampu merah menyala dengan normalnya berganti warna dari hijau, kuning dan merah. Dan saya melihat itu semua sebagai hal yang biasa dalam keseharian Cairo.

Cairo memang tidak menawarkan kenyamanan apalagi dalam hal infrastruktur. Namun dengan segala keterbatasan itu, Cairo menghadirkan sisi lain yang menawan yaitu banyaknya jejak-jejak dari peradaban masa lalu yang mengagumkan selain juga kaya akan warisan sejarah Islam (Islamic Cairo). Islamic Cairo ini termasuk dalam UNESCO World’s Heritage Site. Di Cairo lah tempatnya piramida terkenal Giza, di Cairo lah tempatnya mummi para Fir'aun dapat kita saksikan, termasuk Fir'aun yang melegenda yaitu Ramses II. Di Cairo pula tersebar mesjid-mesjid berasitektur menawan dan megahnya benteng pertahanan dari abad pertengahan masa kekuasaan Salahuddin Al Ayubi.

Kawasan Giza adalah tempat paling sering diabadikan para wisatawan karena amat terkenal dan menjadi satu dari tujuh keajaiban dunia (The Seven Wonders of The World). Giza berlokasi dipinggir kota Cairo kira-kira lima belas menit dari pusat kota Cairo. Di area Giza terdapat piramida Giza yang amat terkenal itu juga patung singa berkepala manusia, Sphinx. Dikawasan ini juga pengunjung dapat mengendarai unta yang dihias warna warni untuk menemai para turis berkeliling sekitar piramida dan padang pasir yang tidak begitu luas disekitarnya. Piramida selain di kawasan Giza terdapat pula dibeberapa kawasan lain salah satunya di Sakkara. Piramida di sakara ini berbentuk unik yaitu dibuat bertahap-tahap (step piramyd). Seperti halnya Piramida Giza, Piramida Sakkara juga merupakan kompleks kuburan raja-raja dari dinasti kerajaan Mesir kuno.

Selain Piramida dan Sphinx, Mesir identik pula dengan mummi. Untuk melihat mummi kembali lah ke pusat Cairo karena disana terdapat museum yang menyimpan berbagai ragam temuan arkeologi baik yang digali dari sekitar Cairo juga dari tempat lain yang terkenal sebagai archeological site di Mesir seperti “valley of The King dan Valley of The Queen di Luxor. Mummi para Firaun termasuk yang terkenal yaitu Ramses II disimpan utuh tanpa penutup sehingga pengunjung dapat melihat dengan leluasa mummi-mummi tersebut. Mumi-mumi para raja agung Mesir kuno itu ditempatkan disuatu ruangan khusus yang disebut 'the Royal Mummies'. Untuk masuk ke ruangan ini harus membayar tiket tersendiri diluar tiket masuk museum.

Di Mesir, semua tempat wisata memang dikenai biaya yang cukup tinggi untuk turis. Di ruangan khusus ‘the Royal Mummies’ itu kita dapat melihat mummi Ramses II, Ramses III, Amenhotep I, Merit Amon, Thotmos II, Thotmos the fourth, Seti I, Merenbetah dan Fir'aun lain termasuk permaisurinya. Sayang kamera tidak diperbolehkan di Egyptian Museum apalagi di ruang khusus mummi para raja itu. Kabarnya juga mendisplay mummi-mummi ini untuk konsumsi publik sempat menjadi kontroversi tersendiri di kalangan pemegang otoritas pemerintahan Mesir. Mummi Ramses II menempati tempat khusus karena Ramses II ini firaun yang memiliki kekuasaan dan kejayaan lebih dibanding para firaun lain sehingga dijuluki pula sebagai 'Ramses The Great'. Selain mummi para fir'aun yang menarik juga bisa kita lihat kereta-kereta sebagai alat transportasi raja-raja itu, juga harta benda yang ditemukan dikuburan mereka.

Jejak peradaban para Firaun juga masih abadi menjadi saksi sejarah di kompleks monumen Memphis. Memphis adalah ibukota Mesir kuno yang awal pembangunannya dimulai sejak Dinasti pertama Mesir kuno yaitu kira-kira 5000 tahun silam. Saat ini lokasi Memphis dapat kita saksikan, kira-kira 20 km arah selatan dari pusat kota Cairo. Sebuah patung besar Firaun Ramses II yang tergeletak menempati sebuah ruangan besar, adalah pusat perhatian utama saat mengunjungi kompleks Memphis ini. Patung besar itu hanya sebagian kecil dari peninggalan Ramses II yang tersebar di wilayah Mesir. Walau hanya sisa-sisa masa lalu yang tidak begitu banyak namun keberadaan monumen di areal Memphis ini mewakili gambaran kejayaan Dinasti Mesir Kuno juga kejayaan para Firaunnya.

Selain banyaknya peninggalan bersejarah Mesir kuno dan peninggalan para Firaun, Cairo juga sangat identik dengan nafas budaya Islam. Berjalan dipelosok-peosok Cairo sangatlah unik dengan banyaknya bangunan mesjid-mesjid tua yang tersebar dengan menara-menara menjulang. Mesjid-mesjid bersejarah dan terkenal di kota Cairo beberapa diantaranya adalah Mesjid Amru Bin Ash, yaitu mesjid pertama yang dibangun di Mesir oleh penyebar agama Islam di Mesir Amru Bin Ash, Mesjid Ibnu Tulun, Mesjid Saidina Husein dan Mesjid Sayida Zainab. Terdapat pula Mesjid cantik terkenal yang berlokasi di kawasan kompleks universitas tertua di dunia, Universitas Al Azhar yaitu Mesjid Al Azhar dan Mesjid Muhammad Ali yang terletak di kawasan benteng pertahanan dari abad pertengahan yang di bangun oleh Salahudding Al Ayubi, seorang pahlawan Islam.

Mesjid-mesjid ini dibangun bersamaan pula dengan dibangunnya pusat-pusat belajar ilmu agama Islam yaitu madrasah-madrasah dari sekitar abad ke 13. Tak hanya banyak sekali mesjid, yang juga menarik yang menjadi ciri khas budaya Islam di Cairo adalah pasar tradisional Khan El Khalili. Pasar Khan El Khalili dibangun sekitar tahun 1382 saat Mesir berada dibawah pemerintahan Islam Mamluk. Pasar ini merupakan tempat yang dituju para turis, selain untuk berburu souvenir khas Mesir juga karena nilai historis dari warisan budaya Islam disana. Kawasan Cairo yang terdiri dari mesjid-mesjid, benteng abad pertengahan, madrasah-madrasah tua dan pasar Khan El Khalili ini merupakan bagian dari yang dikenal sebagai ‘Islamic Cairo’. ‘Islamic Cairo’ adalah salah satu kawasan bernilai sejarah yang menjadi bagian dari Unesco’s World Heritage Site.

Kota tujuan utama wisata lain yang jaraknya tidak begitu jauh dari Cairo adalah Alexandria. Udara sejuk Alexandria membuat kota ini menjadi tempat liburan musim panas terutama untuk turis lokal. Untuk turis dari manca Negara, Alexandria terkenal dengan peninggalan sejarah dari jaman kekuasaan Romawi. Di kota ini terdapat sebuah perpustakaan tua ‘The Library of Alexandria’ yang terkenal di dunia juga menara mercu suar tua di salah satu ujung pantainya. Alexandria sendiri betahun-tahun silam pernah menjadi ibukota dan pusat perdagangan Mesir yang sangat terkenal pada jamannya. Nama Alexandria juga berkaitan erat dengan nama besar tokoh sejarah yaitu Alexander yang Agung yang memang untuk pertama kalinya membangun kota ini. Bila kebetulan mengunjungi Mesir saat mendekati musim panas, Alexandria adalah pilihan tepat untuk sejenak menghindari hawa panas yang dirasakan di kota-kota lain di Mesir.

sumber:http://traveloguekami.multiply.com/journal/item/13/Ode_to_Egypt_Open_Air_Museum_Cairo

Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Ode to Egypt: Open Air Museum Cairo"

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Copyright © 2015 B-Mus - All Rights Reserved
Template By Kunci Dunia
Back To Top